Tinggalkan komentar

Diskursus

Wacana atau yang kerap disebut diskursus (discourse) menjadi istilah umum yang dipakai dalam berbagai disiplin. Wacana sebagai sesuatu yang mengarahkan, membatasi, dan mengkonstruksi realitas ke dalam narasi yang dapat dipahami. Wacana mengkonstruk makna dalam dunia sosial. Wacana dalam praktiknya mengarahkan dalam membentuk praktik sosial. Praktik kewacanaan nantinya membentuk tindakan nyata selanjutnya. Hal ini menjadikan realitas adalah ranah perebutan apa yang dianggap baik-buruk, benar-salah, sehat-tidak sehat, dan sebagainya. Karena Wacana tidak hanya dipahami sebagai serangakaian kata atau preposisi teks, tetapi adalah sesuatu yang memproduksi yang lain (gagasan, konsep atau praktik). Oleh karena itu persoalan utama wacana adalah siapa yang memproduksi wacana dan apa efek yang muncul dari produksi wacana tersebut. Dengan kata lain setiap produksi wacana selalu ada efek yang terpinggirkan. Sehingga wacana berkaitan dengan “kuasa” (power). Setiap wacana yang muncul, teks, percakapan, atau apapun tidak dipandang sebagai sesuatu yang alamiah, wajar, netral, tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan (power). Dalam konteks kajian tesis ini, penulis menempatkan Wacana (discourse) sebagai praktik dan perjuangan kewacanaan (discursive struggle). Berikut discursive struggle yang kami kembangkan :

1. Membumikan Teknologi Pendidikan Perspektif Kritis

2. BRICS VS G-7 : Meramal Datangnya Abad Pasifik

3. Pengetahuan dan Kekuasaan

4. Kegagalan Difusi Inovasi Bidang Kajian Teknologi Pendidikan

5. NKK/BKK : Ketika Jati Diri Mahasiswa Ditelanjangi

6. Pertautan Antara Pendidikan dan Kepentingan

7. Re-Posisi Mahasiswa Sebagai Intelektual Organik

8. Sekolah Berlabel dan Diskriminasi

9. Analisis UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS)

10. Analisis UU PT: Strategi Baru Liberalisasi Pendidikan Tinggi

11. Kurikulum Baru dan Pasar Bebas

12. Syndrome “Mental Inlander” (Mental Kaum Terjajah)

Tinggalkan komentar